Beranda Judul

Tuesday 3 July 2012

Membaca 'Simbol' "Setelah Sekian Waktu Yang Kita Lalui"


Setelah Sekian Waktu Yang Kita Lalui
Karya Grasia Renata Lingga

Embun selalu saja menemani kita
dalam merajut cinta yang sengaja kita lukiskan.
Dalam kemenangan jiwa, dalam kelemahan hati,
kehadiranmu sebagai ketenangan.
Menemani luka dan bahagiaku dalam satu ikatan yang kita
bentuk bersama.
Kita ada disini, setalah sekian waktu yang kita lalui
Kehadiranmu sebagai kekuatan yang tiap hari tumbuh
Tanpa takut harus meredam dan mati
Ketika kita ingat lagi,
Betapa kau dan masa lalu kita adalah takdir
Kau dan aku adalah gambaran surga secara nyata.
Indah.
Aku dalam kau,
dan kita menjadi Satu setelah alur kita terlukiskan.
Aku nikmati kau Sebagai karya Tuhan.


Pertama kali membaca puisi ini, saya begitu bersemangat sekali. Disebabkan karena puisi ini mampu menjuarai perlombaan puisi yang juga merujuk kepada puisi pernikahan dan alhasilnya puisi ini juga mampu meraih juara kedua. Ya, saya rasa tidak berlebihanlah jika saya ikut menyukai puisi ini dan mau mengapresiasikannya dengan segala keinginan secara sederhana.

Setelah saya membaca puisi hasil karya Grasia, saya bisa menangkap apa yang diutarakan Grasia Renata Lingga melalui puisinya. Namun, saya memberanikan diri untuk menyimpulkan dan mengira-ngira makna yang terkandung di dalam puisi “Setelah Sekian Waktu Yang Kita Lalui”. Melalui puisi ini, “Setelah Sekian Waktu Yang Kita Lalui” menyampaikan adanya rasa cinta yang teramat dalam dari hasil karya Tuhan yang begitu sempurna. “Aku” disini bisa dikatakan sebagai seorang yang begitu mencintainya yang hadir dan tercipta semata-mata hanya untukku “sebagai karya Tuhan.” Yang dimaksud Grasia “sebagai karya Tuhan” disini, adalah hasil penciptaan manusia yang hanya dinikmati secara keseluruhannya ialah sebagai “aku”.

Dari apa yang saya baca dan saya pahami mengenai puisi Grasia Renata Lingga, ada beberapa simbol dan lambang yang begitu asyik sehingga ia mampu menuliskan puisi seperti yang saya baca ini. Terlepas dari itu, apa yang dikatakan Barthes (dalam Scholes, 1976:155) menyatakan bahwa “simbolik merupakan lapangan dari tema yang dalam kritik Anglo – Amerika biasanya diartikan sebagai ide atau ide-ide di sekitar karya yang dibangun“ (Halliday dkk, 1992:13).

Jadi, betapa jelaslah simbol adalah alat yang paling efektif untuk membangkitkan pikiran dan perasaan. Simbol dapat berupa benda konkret, orang, tempat, tingkah laku yang dimaksudkan bagi suatu sifat atau konsepsi atau peristiwa yang terjadi atau ada dalam kehidupan faktual manusiawi (Sweetkind, 144-145 dalam Halliday dkk, 1992:30). Sedangkan menurut Kamus Istilah Sastra, simbol/lambang adalah gambaran konvensional yang diterima dan dipahami secara luas (Zaidah dkk, 1991:73).

Berdasarkan dari apa yang telah dikatakan di atas, dapat disimpulkan bahwa makna simbol adalah sebuah kata-kata yang diterima dan dipahami secara luas, dan berwujud kata-kata benda untuk mewakili teks di luar dirinya serta hal yang ditunjuk tidak bersifat membandingkan.

Saya semakin menyakini bahwa memang Grasia Renata Lingga adalah seorang penyair yang selalu berkutat dari hasil penciptaan yang begitu murni dari Tuhan, apapun yang ia rasakan seakan dapat mewakili setiap pemikirannya sebagai “karya Tuhan”.

Ada beberapa simbol puisi yang saya temukan di sajian puisi yang berjudul “Setelah Sekian Waktu Yang Kita lalui” dari hasil karya Grasia Renata Lingga ini. Dan dari hasil bacaan saya tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Natural Symbol, yakni jika simbol itu menggunakan realitas alam, misalnya pada baris pertama “embun selalu saja menemani kita”. Dan (2) Blank Symbol, yakni jika simbol itu, meskipun acuan maknanya bersifat konotatif, pembaca tidak perlu menafsirkannya karena acuan maknanya bersifat umum, misalnya “merajut cinta” yang terdapat pada baris kedua, “kemenangan jiwa” dan “kelemahan hati” yang terdapat pada baris ketiga, “meredam dan mati” yang terdapat pada baris kesembilan dan “Aku nikmati kau Sebagai karya Tuhan” yang terdapat dalam baris keenam belas. Maka terlihat jelaslah dibagian simbol-simbol yang terdapat di sajian sajak karya Grasia yang telah saya baca dan saya utarakan dari hasil karya Grasia tersebut.

Sehingga dari apa yang saya baca sebuah kejelasan itu pun tak dapat disangkal kebenarannya, bahwa “waktu yang kita lalui” adalah waktu yang telah bersama-sama kita tempuh hanyalah untuk saling mencintai di antara kita. Hanya kita berdualah yang mampu merasakannya. ingin mempertanyakan apakah benar perasaan seseorang dapat dilihat dari “gambaran surga secara nyata” yang juga bagian dari Blank Simbol yang secara nyata.

Pada akhirnya, dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil karya Grasia Renata Lingga yang berjudul “Setelah Sekian Waktu Yang Kita Lalui”, pemahaman saya pun semakin bertambah mengenai rangkaian dan suguhan hasil penciptaan simbol oleh penulis puisi menjadi lebih berkesan lembut dan penuh cinta di dalam teks puisi yang dihasilkannya. Sehingga mempunyai kedalamn makna, dan memikat hati pembaca. Namun penggunaan kata dalam puisi tidak harus memilih kata-kata yang indah-indah saja pada umumnya, namun apapun yang telah dilihat, didengar, dan dirasakan oleh si penulisnya. Justru menjadi sumber inspirasi terciptanya sebuah puisi yang sedang saya baca di waktu ini. Sungguh, puisi yang mempunyai symbol yang sederhana namun penuh maknanya tersendiri.

Daftar Pustaka
http://topik-mulyana.blogspot.com/2010/01/seputar-tips-menulis-puisi.html
http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-puisi.html

*Foto dari yang punya puisi, Grasia Renata Lingga. ;)

"Titik Temu di Antara Dua Titik"

Siar ulang dari catatan yang ada di Facebookku pada 29 Mei 2012 pukul 23:07.

No comments: