Beranda Judul

Friday 24 February 2012

Menulis Puisi




Trik menulis puisi dariku:

Ada yang menanyakan perihal cara menulis puisi, jika keadaan kita sedang drop atau sedang tak konsentrasi terhadap suatu pekerjaan yang namanya menulis puisi. Pertanyaan itu, hampir setiap hari aku terima di jejaringan sosial seperti facebook yang aku pakai hingga sekarang. Nah, daripada aku harus mengutarakannya berulang kali tak ada salahnya kalau jawabannya aku sare ke blog pribadiku saja. Lagipula, tulisan ini memang berangkat dari dasar prosesku menulis catatan harian dan ketika sedang menulis puisi di waktu senggang. Baiklah, di bawah ini ada dua cara menulis puisi. Semoga bisa dipahami dan dikerjakan dengan baik.

Memiriskan Hati

Oleh : Deddy Firtana Iman

Kelopak duri bertahta sendiri
Suasana lakon iri hati
Memungkinkan hidup bertepi
Pada kemelut resah berduri
Rupanya hati teriris sepi

Tancapkanlah pisau tak bergigi
Pada tepian iri hati
Kemungkinan kau sendiri
memaksaku jual diri
Sebab, tiada arti hidup sendiri

2009
Dimuat di Situseni.com

Puisi Sunyi

Puisiku mati membusuk
Terhina namum terdiam
Seakan manja berteriak
Akan suatu isyarat
Kata tersembunyi telat
Menimbulkan tiada tepat
Kata dan maknanya
Yang rekat dan padat
Seruling sunyi
Gelisah bernyanyi
Puisiku mati suri

2009

Puisi Jaga Malam

Malam dingin
aku melamun tentang kesepian kota
terhenti dengan neon perkampungan sudut
kota
apa ada gerangan menjerit duka
dengan berpura-pura mabuk di dekatku
melirikku dengan untaian lagu kesepian
Inilah kota juang
yang dibicarakan orang-orang dungu
tentang pejuang yang gagal
tanpa ada cacat sedikitpun
melarikan diri dari kepungan kematian.
Cahaya inilah buktinya,
terus-menerus melirik jawaban kebena-
ran,
tentang hilangya prajurit kami.

2009

*Dimuat di koran lokal "Harian Aceh"
Minggu, 18 April 2010

Badai Kemenangan

Kekacauan itu
Merobek isi usus buntu
Hingga mencakarnya
Menjadi sekumpulan debu
Dan binasalah aku
Meradang
Menerjang
Badai kemenangan
Menjuarai kesenangan
Kekacauan itu
Menghapuskanku yang kaku
Tanpa kumegerti
Aku masi melawan
Tentang hukum berdiri sendiri

15-01-2009



Dimuat di: Gemasastrin

Sunday 12 February 2012

Melumrahkan Jalan Hening yang Berirama


Sebelumnya saya minta maaf, karena keluangan waktu yang tidak bisa diajak kompromi (banyak tugas (baca: nguli) offline), jadi Dokumen bagi "Warga BPSM" yang Ingin Sajaknya Diulas Oleh Usup Supriyadi saya hapus, jadi, untuk selanjutnya saya hanya mengulas yang ingin saya ulas saja. Berikut ini empat sajak yang coba saya ulas karena memang masih ada dan belum sempat diulas dalam dokumen tersebut.


Yudi Damanhuri
SENJA BERIRAMA

: Begawan Penabur Kasih (Martin)

Semakin senja
selalu ceria
memainkan kata
selalu berirama

Semakin senja
tajam beraksara
dengan pena
menebus dosa

Banten 09/02/12