Beranda Judul

Sunday 26 January 2014

Politik Kakus




Politik Kakus
Karya Deddy Firtana Iman

bayangan tubuh bersemedi
di tempat kesunyian, menyinggahi
kemauan untuk berharap lebih
terampil mengudara kata-kata
atau sebatang kretek lelah
mengepulkan asap ke udara.

perahu layar merapat di kesunyain
menyapa lesu, penuh bimbang durjana
menebar sendi lelah berjongkok.
“kau hanya wajah, slogan dan baliho dungu
 singgahlah di lubang peradaban lain!”
air semakin jauh membawanya pergi

kain telah memuncak mengibarkan lelah
wajah bisu tersenyum meninggalkan kengiluan.

2013

Minggu, 26 Januari 2014 

Wajah






Wajah
Karya Deddy Firtana Iman
 
Kesadaranku merajut bayangan di pantai
Memutih, mengalun ombak tepian ketenangan
Dan aku menatap kecerian burung bangau
Pada detik kesejukan mengalun malam
Mabuk karena wujudmu membayangi
Secangkir kopi di atas meja
Hitam, empat kaki bersemi foto
Menyatu dan muncul di malam ini
Adalah wujudmu yang sesungguhnya

2013

* Deddy Firtana Iman, bergiat di Komunitas Kanot Bu.


Minggu, 26 Januari 2014


Thursday 2 January 2014

Kalender Ingatan dan Pemilu

www.kpu.go.id


Orang lain selain aku tidak akan mengunyah kata-kata selain percakapan hambar. Sebut saja mie instan, tinggal kau seduh air panas lalu hidangkan sesuka hati tanpa menutup hidung kalau-kalau disengat bumbu penyedap rasa. Bercabang tiga, ususmu akan saling bertanya untuk mengenal lampu merah dan tanda-tanda rambu lalu lintas yang segera menutupi kegagalan untuk berhenti. Hanya kegagalanlah sebagai pernyataan bahwa pintu rumahku telah kuketuk bersama kehadiran kupu-kupu di kursi halaman rumahmu.

Kalender di kamarku telah banyak menyimpan rumus-rumus jamuan makan malam. Tentang pemilu yang kau anggap daftar hadir. Menyatakan kita masih dianggap manusia.

"Maaf, jika membuatmu bersandar sambil melukiskan sepasang merpati tua yang bertengger di dahan pohon mangga." Teguran halus, bahwa aku siap untuk pergi jauh. Menyelinap masuk ke lorong ingatanmu.