Beranda Judul

Thursday 20 January 2011

Dewi Malam



Derap hitam di bibir, membanyangi lukisan cermin. Rambut-rambut tergerai mengikuti gelap malam. Berbenturan antara senyuman keindahan. Ada luka di bibir, kau katakan "aku tak seindah lukisan malam!" Hanya menabur benih sepi. Aku tahu lukisan tersayat pada garis kematian. Malam telah bersembunyi untukku. Seperti dekapan asmara yang kelabu. Tangisan sepi di waktu menutup tanda sunyi.

Alis mata menutupi napas ruang bersajak empat. Pada dinding bersarang laba-laba penawar luka. Menangkap lalat, memeluk dalam kurungan air liurnya. Kita seakan tahu, betapa bisikannya telah memberanikan diri memotong rantai tangan di asmara malam. Tanpa bintang, hanya desahan angin membuat mimpi indah.

Waktu dan malam. Sempat menyelimuti ruang sendu di detik tatapanku. Pernah mewakilkan bunyi jangkrik dan desahan napas kita. Menyatu kekosongan malam. Tanpa aku dan kamu, adalah sebuah kebohongan menjemput impian masa lalu. Maka, izinkan aku bersajak untukmu. Dewi malam. Malam keindahan. Antara waktu yang gelap, namun penuh detak cinta di lengkungan matamu. Sambil berbisik menutup sepi.

2012

Gambar diambil dari link ini: Dewi Malam

No comments: