Puisi ini kupersembahkan kepada Deddy Firtana Iman sebagai tanda ucap selamat melahirkan Antologi Puisinya yang Perdana di akhir 2012.
MENJAMAH BISIK ANGIN
Oleh Muhammad Rain
: Deddy Firtana Iman
dari pasir putih terdengar dendang hujan
kemarau menjadi terluka meringis pergi
memuncak ke sebalik bukit seputar Lhoknga
kabar tentang sesosok penyair
yang lihai memotong kata-kata sebab ia jago pangkas
dari puncak menara Baiturrahman
kujuga mendengar tentangmu yang tercenung merenung
seperti halnya aku untuk kuping sendiri
dididik oleh khutbah tanpa Kabah Seurambi Makkah
dari azan ke azan
dari pantai ke pantai
bersamamu pula kuikut menjamah suara ramai negeri
menghembus perahu menuju putaran laut waktu
dilecut tentara badai berselempang kebohongan
sintal lidah angin itu berlipstik muka plastik
kukira demikianlah jaman
sulit kita terjemah tanpa mengental mengurus kata-kata
sebab alangkah siput mata nurani
lama negeriku tak berpuisi
terbekam dalam jeruji
menyumpal mulut kekuasaan
dengan kemerdekaan tanah subur kesusastraan.
Banda Aceh 3 Desember 2012
Sumber: Muhammad Rain
No comments:
Post a Comment