Beranda Judul

Sunday, 29 April 2018

Angin

masih membenamkan diri ke samudera
sedangkan udara mulai menguncangkan kegelisahan
manusia pribumi gugup memejamkan mata

kicauan burung walet terkantuk-kantuk
menatap ikan kecil beriringan mencari makan
di sela batu karang

luka tersiram air hujan hingga ke ulu hati
ratapan kita runtuh dimakan koran pagi
perihal ikan sarden menyembunyikan cacing
di antara kegaduhan harga-harga
isi perut di hari esok

Sumber:
Serambi Indonesia, Minggu, 29 April 2018.

Baju

kenangan daun-daun telah mengering
bersama suara setapak terkikis tanah liat
dan tanda-tanda menyertai bayangan
orang-orang yang gagal menamakan
dirinya sebagai anak segala bangsa

kusingkirkan segala keresahan
di atas perahu kertas
agar berlayar bersama angin
membawamu ke dasar samudera
yang sengaja gugup kau ucapkan
bersama baju warna putih

Sumber:
Serambi Indonesia, Minggu, 29 April 2018.

Rumah

pintu-pintu telah terbuka oleh waktu
kesepian jiwa merapuhkan dinding kamar
oleh lampu-lampu temaram bersanding
lukisan potret diri tanpa kumis

seuntai kata cukup sudah
kuserahkan pada secangkir
teh dingin dan kue kering
di atas meja ruang tamu kita

singgahlah ke rumahku
agar waktu saling mengenal
tentang segala kerisauhan
antara sebatang rokok
yang sesekali kau hembuskan
segala ke udara

Sumber:
Serambi Indonesia, Minggu, 29 April 2018.