Beranda Judul

Saturday, 24 August 2013

Tak mampu bayar penerbit, ini buku kami terbitkan sendiri



Tak mampu bayar penerbit, ini buku kami terbitkan sendiri

Menerka Gerak-Gerik Angin @Herman RN


HEMBUSAN bayu dan suhu terik tak mampu mengalahkan semangat beberapa anak muda di Taman Sari Banda Aceh. Mereka sedang menikmati pagelaran Piasan Seni 2013 Kota Banda Aceh, yang berlangsung 21-24 Agustus 2013.

Beberapa lelaki sedang berkumpul santai pada stan masing-masing. Ada yang sedang memetik gitar, ada yang sibuk membereskan asesoris stannya. Seorang lelaki asyik menabuh genderang di barisan stan Sastra. Tampak pula beberapa lelaki lain sedang golek-golek di ruang 9 x 3 meter itu.

Stan itu mestinya 3 x 3 meter. Hanya saja, ada tiga komunitas sastra yang membuka tabir stan mereka sehingga stan itu tampak panjang, bersatu mejadi 9 meter. Ada Komunitas Jeuneurop, Komunitas Kanot Bu, dan Forum Sastra Kedai Kopi.

“Kami sepakat tidak menyekat stan kami seperti stan orang lain. Ini sastra. Orang-orang sastra harus bersatu,” ujar Idrus dari Komunitas Kanot Bu.

Bagian depan setiap stan terpajang sejumlah buku. Pada stan Komunitas Jeuneurop ada buku Negeri dalam Sepatu. Buku yang diterbitkan oleh Bandar Publishing itu ditulis oleh Zahra Nurul Liza, dkk.

Yang lebih menarik adalah buku-buku yang terpajang pada halaman stan Kanot Bu. Di sana ada Sang Sui kumpulan sajak Idrus bin Harun, Reza Mustafa, Fuadi Syukri, Edi Miswar. Ada juga Setelah Putera Mahkota Dipancung kumpulan cerpen Edi Miswar, Menerka Gerak-Gerik Angin puisi Deddy Firtana Iman, Risalah Waroeng Kopi esai Reza Mustafa dan Idrus bin Harun.

Yang membuat buku-buku itu menarik adalah perkara penerbit. Buku itu mereka terbitkan secara indie dengan kertas kuarto yang sudah “dipotong” seukuran B5. Nama penerbitnya juga unik, tansopakoPRESS. Jika dimaknai kosa kata Aceh itu kurang lebih ‘Tak ada yang peduli PRESS’.

Buku-buku itu sudah mereka terbitkan sejak dua tahun terakhir. Pengakuan anggota Komunitas Kanot Bu, mereka sengaja mencetak buku itu alakadar dengan jumlah yang alakadar pula karena tersangkut dengan dana cetak.

“Kami tak mampu membayar penerbit, maka kami ceta
k sendiri,” ujar Deddy Firtana Iman.

Tahun 2013 ini, Kanot Bu dengan tansopakoPRESS-nya menerbitkan dua buku lagi. Buku itu berjudul Perempuan Aroma Hujan puisi Cut Dini Desita dan Hikayatul Hisbah kumpulan hikayat Fuady, Reza Azhar, Idrus bin Harun.

Lagi-lagi mereka hanya menggunakan jasa fotokopi dan mereka jilid buku-buku itu seadanya pada percetakan lepas. Itu semua terpaksa mereka lakukan, karena mereka belum mampu membayar penerbit.
“Kami merasa bertanggung jawab mengisi kekosongan buku-buku di Aceh, maka kami berusaha menerbitkan karya-karya kami. Kelihatannya memang seperti main-main, tapi kami sungguh-sungguh. Hanya saja, inilah kemampuan kami,” tutur Fuady.

Saat disinggung soal ISBN, menurut Fuady, tak ada hukum di negeri ini yang melarang orang menerbitkan buku hanya karena tak ada ISBN. “Biaya cetak fotokopi saja kami rogoh dari kantong sendiri. Kami jual buku ini dengan murah hanya untuk mengganti harga cetak. Dengan percetakan seadanya begini, bagaimana mungkin kami cetak pakai ISBN segala?” katanya.

Harga buku-buku mereka semua dibandrol Rp25 ribu per buku, untuk semua judul dan genre. Kata Fuady, mereka sudah merasa puas dan nikmat tatkala ada anak-anak Aceh yang mau membaca buku-buku tersebut.

“Soal kualitas karya, insya Allah kami tidak main-main. Sebagian besar karya dalam buku-buku kami adalah karya-karya kami yang sudah dipublikasi pada beberapa media. Mungkin kelemahan kami hanya soal belum mampu membayar penerbit,” papar alumnus Gelanggang Mahasiswa dan Satra Indonesia (Gemasastrin) FKIP Unsyiah itu.

Dalam anggapan Deddy dan kawan-kawan, menerbitkan buku zaman sekarang sudah beda dengan zaman dulu. Jika dulu, penulis dapat bayaran dari penerbit, sekarang malah penulis yang harus bayar penerbit.

Namun, tambah Deddy, ini tak berlaku pada semua penerbit. “Beberapa penerbit masih ada yang profesional, mereka bayar penulis. Hanya saja, sebagian penerbit harus kita bayar kalau mau karya kita diterbitkan,” ujar Deddy, mahasiswa angkatan 2006 FKIP Unsyiah yang akan wisuda akhir bulan ini.[]

Herman RN

Sumber Atjeh Post


No comments: