Menatap
menara masjid raya
adalah
sebuah kerinduan
antara
suara azan dan kicauan burung-burung
sering
bersahutan memanggil sekumpulan
sahabat
atau lawan agar kekuasaan
sangkar
tetap terlindungi
tapi
kita tidak tahu
dan
tidak mau tahu apalagi menyadari
bahwa
ia pernah membawa berkahnya
untuk
memoles kecantikan majid raya
“Iya
benar, burung walet sudah tidak ada lagi.”
sebuah
keserakahan atau hanya
membencinya
dengan jaring ikan
melingkari
di sudut menara
dan
di dinding agar terhindar
kotoran
menyebalkan
sesekali
menghabiskan berkaleng cat air
dan
suaranya sirna dibawa suara azan
magrib
berkumandang setelah mereka pergi
“Mereka
mati beberapa hari yang lalu.”
burung
walet bertengger di menara mesjid raya
adalah
sebuah kekeliruan
antara
jaring ikan dan keindahan
mereka
mati dan melayang-layang ditiup angin
karena
keserakahan atau malu dianggap
kurang
bersih di mata “Kota Madani.”
Kini
mereka telah asing
dianggap
hama bagi berpeci
suara
mereka memudarkan
seruan
ceramah yang hilang tongkat
dan
merebut sarang burung
demi
alasan penambahan keuangan
atau
sekedar menambal kulit perut
Keindahan
dan kicauan burung walet
harapan
kelengkapan mengisi kekosongan
bagi
para pengunjung sebagai pengganti bekal
makanan
ikan di kolam berlumut tanpa ikan
hanya
dipenuhi sampah sisa makanan kemarin
2015
Deddy Firtana Iman, kini bergiat di Komunitas Kanot.
Sumber Serambi Indonesia
Minggu, 27 September 2015
Sumber Serambi Indonesia
Minggu, 27 September 2015
No comments:
Post a Comment