Beranda Judul

Sunday, 27 September 2015

Kicauan Burung Walet

Menatap menara masjid raya
adalah sebuah kerinduan
antara suara azan dan kicauan burung-burung
sering bersahutan memanggil sekumpulan
sahabat atau lawan agar kekuasaan
sangkar tetap terlindungi
tapi kita tidak tahu
dan tidak mau tahu apalagi menyadari
bahwa ia pernah membawa berkahnya
untuk memoles kecantikan majid raya

“Iya benar, burung walet sudah tidak ada lagi.”
sebuah keserakahan atau hanya
membencinya dengan jaring ikan
melingkari di sudut menara
dan di dinding agar terhindar
kotoran menyebalkan
sesekali menghabiskan berkaleng cat air
dan suaranya sirna dibawa suara azan
magrib berkumandang setelah mereka pergi

“Mereka mati beberapa hari yang lalu.”
burung walet bertengger di menara mesjid raya
adalah sebuah kekeliruan
antara jaring ikan dan keindahan
mereka mati dan melayang-layang ditiup angin
karena keserakahan atau malu dianggap
kurang bersih di mata “Kota Madani.”

Kini mereka telah asing
dianggap hama bagi berpeci
suara mereka memudarkan
seruan ceramah yang hilang tongkat
dan merebut sarang burung
demi alasan penambahan keuangan
atau sekedar menambal kulit perut

Keindahan dan kicauan burung walet
harapan kelengkapan mengisi kekosongan
bagi para pengunjung sebagai pengganti bekal
makanan ikan di kolam berlumut tanpa ikan
hanya dipenuhi sampah sisa makanan kemarin

2015 

Deddy Firtana Iman, kini bergiat di Komunitas Kanot.

Sumber Serambi Indonesia
Minggu, 27 September 2015

No comments: