pertemuan kita
masih mengambang di lorong
sempit ditemani obrolan ringan
“sebelum menuai tua
usahakan mengalirkan sajak
dari tiada menjadi ada”
nada bicara menjadi lamban
serpihan kecil berdebu
telah sulit bernafas lega
membuatku sedikit enggan bercerita
suara rintihan hatinya
terdengar dari sudut pertokoan
pejalan kaki melirik hijau
dikabarkannya pertemuan kita
berlanjut melepas lelah
di Ulee Kareng
“kupinang kau
dengan batu giok aceh”
candaan doa lembut penjual
di pinggiran kota bekumpul
merebut sesuap nasi
2014
Sumber Serambi Indonesia
Minggu, 8 Maret 2015