Kasur
Setengah Abad
Karya Deddy Firtana
Iman
Tumbuh pohon kasur di
bumi rencong.
Kapas-kapas tua dan
biji berwarna hitam
merangkul sekeluarga di
bawah langit.
Desahan napas tak
muncul, melangkah
keringat pun kau anggap
teguran nafkah.
Dingin, kusam, bau
tubuh dalam tanah
adalah doa-doa lembut
yang merajut nestapa
tanpa air. Meludah
mengering ingatan
janji hidup dalam
perapian tungku hitam.
Enggan menciptakan beranak
kehidupan.
Sehingga tapak tangan
nyaris mati
pada garis ladang
gandum berisi lumpur.
Seperti rautan waktu
mengikis ketakutan,
melawan bayangan takdir
membatas kesuraman.
Pagi tanpa akal. Tunduk
setengah abad.
Jujur, kau berkata;
“Kita belum makmur!”