Beranda Judul

Sunday, 25 April 2010

Ayah

Doakanlah untuknya

yang telah membesarkanmu

walaupun wujudmu

menangisi kepergianya

Kusadari

semuanya tiada yang abadi

walaupun kita berdiri

di tepian waktu sekian hari

Dan hari ini

aku juga mendoakanmu

dan Ayahmu juga

Amin


2010


*Dimuat di koran lokal "Harian Aceh"
Minggu, 25 April 2010

Puisi ini kupersembahkan untuk berpulang ke rahmatullah, Ayahanda dari sahabatku T Arizona. Semoga segala amalan ibadah Beliau diterima oleh Allah SWT, dan segala kesalahannya diampuni oleh Allah SWT, serta T Arizona beserta seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan. Amin ya Rabbal Alamin.

Sunday, 18 April 2010

Puisi Jaga Malam

Malam dingin

aku melamun tentang kesepian kota

terhenti dengan neon perkampungan sudut

kota

apa ada gerangan menjerit duka

dengan berpura-pura mabuk di dekatku

melirikku dengan untaian lagu kesepian

Inilah kota juang

yang dibicarakan orang-orang dungu

tentang pejuang yang gagal

tanpa ada cacat sedikitpun

melarikan diri dari kepungan kematian.

Cahaya inilah buktinya,

terus-menerus melirik jawaban kebena-

ran,

tentang hilangya prajurit kami.

2009


*Dimuat di koran lokal "Harian Aceh"
Minggu, 18 April 2010

Monday, 12 April 2010

Air Mata Ibu

Karya: Deddy Firtana Iman


Ibu mengayuh tangan

menghajar batu kekal

di tepi gunung yang jurangya memikat

kematian


Pulang-pulang

tanganya berlumuran darah

baju basah kuyub

segoni batu-batu telah didapatnya

dengan perasaan yang galau

penuh tanda tanya yang mengherankan

“untuk apa kita hidup

hanya berbekal penipuan yang angkuh

sirna dihapus hujan

tidak abadi di hinggap matahari”


Kami semuanya terdiam

mendengar jerit hatinya

mulai mengeluarkan air batu

dari bola matanya yang resah

aku pikirkan jerit hatinya

tentu saja tapak tanganya

tiada berhenti untuk bekerja

memenuhi kebutuhan kami

hingga Ibu meninggal dirintih kesakitan

oleh hidup melarat kemiskinan


(2009)


*Dimuat di koran lokal "Harian Aceh"
Minggu, 11 April 2010

Sunday, 4 April 2010

Isyarat Kematian

Karya: Deddy Firtana Iman

Usiaku
mulai meninggi
dusta nestapa melingkar leher
Ribuan keji munafik tercipta
agama terlupakan

Malaikat mulai mendekat
memperlihat senjata
wujudku membisu

Iblis dan setan-setan mulai tersenyum
Memiliki teman dikemudian harinya
Isyarat kematian untukku

Inilah
aku, lelaki pendusta itu
yang engkau cari
yang selama ini membunuhmu

Lihatlah aku
dan tataplah wajahku


*Dimuat di koran lokal "Harian Aceh"
Minggu, 04 April 2010